Biografi
Bapak: Made Suparma Hedi
Nama bapak
saya adalah Made Suparma Hedi, lahir di patas pada tanggal 18 juli 1966. Bapak
adalah anak kedua dari empat bersaudara dan anak dari pasangan alm. Ketut
Matias dengan alm. Ketut Parmi.
Pendidikan pertamanya diawali di SD N
2 Patas, yang diselesaikannya pada tahun 1979. Kemudian bapak melanjutkan
sekolahnya ke SMP N Gerokgak. Dari sana bapak tamat pada tahun 1982, selanjutnya
bapak masuk ke SMA N Seririt dan tamat pada tahun 1985. Setelah tamat SMA,
bapak melanjutkan pendidikannya ke jenjang Perguruan Tinggi di D2 FKIP UNUD
Singaraja pada tahun 1985-1987. Kemudian melanjutkannya lagi ke S1 STKIP
Singaraja pada tahun 1997-1999.
Di masa-masa SD, bapak bersekolah
sambil berternak sapi. Pada masa SMP bapak bersekolah sambil bekerja sebagai
bengkel sepeda dan pada masa SMA juga bapak bersekolah sambil bekerja, yaitu
sebagai kernet di sebuah angkutan umum. Bapak melakukan hal ini karena untuk
membiayai sekolahnya, memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, dan juga untuk
menambah pengalamannya. Meskipun dulu bapak sekolah sambil bekerja, tetapi
bapak tidak pernah mengeluh dan menyerah. Bapak bekerja dengan apa adanya dan
bapak tetap semangat untuk bersekolah walaupun sambil bekerja.
Pada bulan oktober tahun 1989 bapak diangkat menjadi PNS
dan langsung mengajar di SMP PGRI Patas sampai tahun 1996. Dan pada tahun 1994
bapak menikah dengan ibu saya yang bernama Ni Putu Lisawati. Selanjutnya pada
tanggal 4 juli 1995 lahirlah anak pertamanya, yaitu kakak saya yang bernama
Herlina Jayanti.
Setelah itu, pada tahun 1996
bapak pindah ngajar ke SMP N 3 Gerokgak sampai tahun 2002. Di tanggal 23
agustus 2001 pun lahir anak keduanya, yaitu saya yang bernama Yeni Dwijayanti.
Kemudian pada tahun 2002, bapak pindah ngajar lagi ke SMP N 4 Gerokgak. Setelah
itu, di tanggal 19 februari 2005 lahirlah anak ketiga mereka, yaitu adik saya
yang bernama Lira Trijayanti. Sampai saat ini, mereka hanya mempunyai tiga
orang anak perempuan.
Di sela-sela kesibukannya, bapak
memilih untuk belajar alat musik dengan temannya. Diantaranya belajar alat
musik keyboard dan alat musik gitar. Seiring berjalannya waktu karena bapak
sering berlatih dan menekuninya, bapak menjadi mahir memainkan alat musik
keyboard dan gitar sehingga bapak mengajarkan kami anak-anaknya untuk belajar
alat musik untuk kelak bisa berguna. Biasanya bapak menggunakan bakatnya ini di
gereja dalam mengiringi jemaat bernyanyi dengan alat musik keyboard.
Bapak dari dulu sudah mempunyai
penyakit diabetes dan penyakit jantung koroner. Selama bapak mejalankan
hidupnya, bapak tidak pernah mengeluh akan sakit yang dideritanya. Bapak rutin
menjalani pengobatan setiap waktunya.
Pada tanggal 18 juli 2016, bapak
berangkat ke Lombok untuk mengikuti pelatihan dan tes. Sebelumnya, bapak
mengikuti tes tertentu dan telah lulus dalam tes
tersebut sehingga bapak mewakili ke Lombok untuk
menyelesaikan tes berikutnya. Saat di Lombok, bapak melewati hari-hari dengan
semangat. Meskipun pada malam harinya bapak tidak kuat dengan kamar berisi AC.
Dia memilih untuk mengalah dengan teman-temannya yang ingin tidur dengan kamar
berAC. Kemudian setelah bapak mengikuti pelatihan dan tes di Lombok, pada
tanggal 28 Juli 2016 bapak pulang ke Bali.
Di tanggal 30 Juli 2016, bapak
meninggal dunia karena serangan jantung yang dialaminya. Bapak meninggal di umur yang
bisa dibilang masih muda, yaitu di umur 50 tahun. Tentunya kami semua berduka dan
merasa kehilangan sosok bapak.
Seiring berjalannya waktu, kami
mendapat kabar bahwa bapak telah lulus dalam tes waktu di Lombok. Jika saja
bapak tidak meninggal, bapak akan berangkat lagi ke Surabaya dan dia akan
menjadi tutor. Sayangnya bapak sudah tiada.
Jadi, dia tidak bisa lagi untuk ke tahap selanjutnya.
Bapak merupakan orang yang
multitaleta, pekerja keras, dan pantang menyerah dalam mencapai cita-citanya. Bapak
juga sangat menyayangi ibu. Ia selalu menjaga ibu dalam segala keadaan. Di
masyarakat, bapak sangat aktif dan bersosialisasi dengan orang banyak. Selain
itu, dia mendidik kami anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Walaupun dia
sering marah-marah tapi itu bapak lakukan karena dia sangat menyayangi anak-anaknya. Bapak selalu membantu kami saat
kami sedang kesusahan. Bagi saya, bapak adalah inspirasi dan pahlawan yang
selalu memberikan yang terbaik bagi orang lain maupun dirinya sendiri.