Monday, December 24, 2018

contoh esai bahasa indonesia dan generasi muda (generasi z)


Judul: “Memperbaiki Penggunaan Bahasa Indonesia sehari-hari oleh Generasi Z untuk Kelestarian Bahasa Indonesia”
Pengertian bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi yang berupa bunyi dan ujaran. Alat ini memiliki kedudukan yang sangat penting. Tanpanya, informasi tidak akan tersampaikan dengan mudah. Sebagai bangsa Indonesia tentu kita menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik Indonesia. Penggunaan Bahasa Indonesia diresmikan setelah proklamasi kemerdekaan bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa yang harus tetap dikembangkan karena Bahasa Indonesialah yang mempersatukan bangsa-bangsa Indonesia dari berbagai daerah yang bahasanya berbeda-beda. Kita sebagai Warga Negara Indonesia seharusnya berbangga dengan adanya bahasa pemersatu bangsa yaitu Bahasa Indonesia, yang digunakan  masyarakat seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Sebagai pemuda setidaknya kita harus belajar semaksimal mungkin untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki empat fungsi seperti telah dirumuskan oleh Amran Halim (1980:23) yang meliputi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, sebagai lambang identitas nasional, sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia, alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, sebagai bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Fungsi bahasa Indonesia tersebut dikuatkan lagi dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009.
Jelas sekali, Bahasa Indonesia sangat berperan penting dalam mempersatukan seluruh rakyat Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. Sebelum diikrarkannya Sumpah Pemuda kita masih menggunakan bahasa daerah masing-masing dan sekarang setelah diikrarkan sumpah tersebut kita mempunyai bahasa persatuan yang digunakan di seluruh nusantara. Pemuda dahulu memiliki rasa nasionalisme tinggi terhadap negara. Mereka berjuang untuk melawan penjajah dan rela berkorban seluruh jiwa dan raganya demi untuk menyelamatkan bumi pertiwi. Merekalah pemuda yang berjuang tanpa pamrih demi kelangsungan dan masa depan negaranya yang lebih baik.
Meskipun begitu Indah karena bahasa nasional bisa membuat kita berkomunikasi dengan sesama orang Indonesia, namun kini Bahasa Indonesia pun telah disalahgunakan oleh para generasi muda seiring ada perubahan zaman khususnya di kalangan generasi z.
Generasi Z adalah mereka yang lahir pada pertengahan 1990-an hingga pertengahan 2000-an. Generasi Z adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1995 sampai dengan tahun 2010 masehi. Generasi Z merupakan generasi peralihan Generasi Y dengan teknologi yang semakin berkembang. Beberapa diantaranya merupakan keturunan dari Generasi X dan Y.
Generasi Z adalah mereka yang dibesarkan oleh teknologi komunikasi-informasi, mereka adalah manusia yang fasih internet dan dunia siber. Generasi Z ini pulalah yang memiliki andil memproduksi tata bahasa baru dalam perbendaharaan bahasa Indonesia saat ini.
Disebut juga iGeneration, generasi net atau generasi internet. Mereka memiliki kesamaan dengan Generasi Y, tapi mereka mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel, browsing dengan PC, dan mendengarkan musik menggunakan headset. Apapun yang dilakukan kebanyakan berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.
Baru-baru ini, Generasi Z telah menjadi bahan perbincangan di tengah-tengah masyarakat Indonesia, khususnya di daerah perkotaan. Generasi Z merupakan generasi yang terlahir pada zaman dimana keberadaan teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi kebutuhan pokok setiap manusia. Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, banyak orang yang terlahir pada rentang tahun 1995 hingga 2010, pandai dalam mengoperasikan perangkat digital. Berbagai macam fitur di dalam gawai diakses dengan begitu mudah dan cepat. Dengan begitu, Generasi Z menjadi pelopor perkembangan di era digital.
Dilihat dari kepribadiannya, Generasi Z merupakan orang-orang yang memiliki pikiran yang lebih terbuka. mereka berinteraksi dengan siapa saja, tidak peduli dari mana asalnya, sukunya, jenis kelamin, maupun agamanya. Yang jelas, mereka senang berinteraksi dengan orang-orang yang baru mereka kenal, khususnya melalui media sosial. Mereka juga senang mengakses berbagai macam konten terbaru, seperti musik, film, maupun gim. Meskipun tampaknya mereka mengabaikan kearifan lokal budaya mereka, nyatanya Generasi Z merupakan generasi yang terdidik. 
Dalam segi kebahasaan, Generasi Z sudah melek teknologi, banyak melakukan berbagai hal yang menyangkut dengan kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa seperti menyimak, berbicara, membaca, serta menulis menjadi tolok ukur utama pada generasi Z. Rata-rata dari mereka menggunakan media digital sebagai perantaranya.
Dalam menyimak sebuah informasi, Generasi Z merupakan orang-orang yang terbuka dan berpikir kritis. Mereka senang mencari tahu segala informasi berdasarkan fakta yang ada. Di tengah kontroversi berita hoax, Generasi Z tidak serta-merta menelan bulat-bulat informasi yang mereka peroleh, melainkan mereka mencari terlebih dahulu kebenarannya. Jika informasi itu benar, maka mereka akan menerimanya. Begitu pula sebaliknya.
Dari segala kelebihan yang ada, bukan berarti Generasi Z menjadi generasi terbaik dalam menjaga eksistensi bahasa Indonesia. Masih banyak orang yang sering menggunakan bahasa Indonesia untuk menyampaikan ujaran kebencian, memfitnah, maupun mengadu domba. Selain itu, permasalahan yang jauh lebih urgen adalah kaidah kebahasaan yang sering disalahgunakan, baik dalam penulisan maupun pelafalan. Jika bahasa Indonesia terus disalahgunakan dan dilakukan bukan pada tempatnya, maka dampaknya akan terjadi problematika yang serius yang mengancam bangsa Indonesia itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh para generasi yang menciptakan atau menyerap berbagai Bahasa yang tidak etis. Semakin cepatnya laju globalisasi pun menjadikan para generasi muda mendapatkan berbagai penyerapan Bahasa, seperti Bahasa gaul. Bahasa gaul inilah yang mengakibatkan terjadinya ketidakmampuan berbahasa yang baik dan benar. Anak-anak muda cenderung lebih suka menggunakan bahasa gaul seperti elo, gua, napelo, suka-suka gua dan lain sebagainya. Sekarang ini juga, kita cenderung menyepelekan dan mencampuradukkannya dengan bahasa daerah, seperti mencampurnya dengan bahasa Jawa. Hal ini dapat merusak kebakuan dan merancukan bahasa Indonesia.
Selain itu, bahasa Indonesia juga sudah semakin merosot karena harus bersaing dengan bahasa asing lainnya yaitu seperti bahasa Inggris, Jepang, dan Korea. Banyak orang yang beranggapan bahwa bahasa Indonesia itu lebih cocok digunakan pada saat sedang mengikuti acara-acara yang formal seperti saat berpidato dan menyampaikan ceramah. Bahkan bagi anak muda di masa kini, jika sudah pandai menguasai bahasa asing lainnya, maka akan dianggap sebagai anak muda yang gaul dan pintar sehingga terlihat lebih keren ketika berbicara menggunakan bahasa asing. Saat ini fenomena Bahasa yang sedang marak di media sosial, yaitu fenomena Bahasa anak jaksel (Jakarta Selatan). Beberapa waktu belakangan, which is, basically, literally mendadak populer di kalangan anak Jaksel (Jakarta Selatan).  Sebenarnya kata-kata ini adalah bentuk kosakata dasar dan biasa dalam bahasa Inggris. Namun kata-kata ini jadi populer lantaran banyak dicampur dengan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa campuran ini juga diidentikkan dengan lokasi geografis Jakarta Selatan.
Banyak terdapat anak Jakarta Selatan yang menyelipkan Bahasa asing dalam berbahasa Indonesia seperti menyelipkan Bahasa inggris dalam suatu kalimat yang mereka ucapkan. Contoh kalimatnya yaitu, “Even gue jadi warga di werewolf pun gue die. It’s like wwnya itu basically jahat banget. Ga like banget si sama how to playnya mereka.” Adapun contoh kalimat lainnya yakni, “Literally which is gue banget even basically gitu.” Mereka melakukannya untuk bersenang-senang, biar keren, biar dianggap cool. Namun tentu saja pengucapan yang seperti itu sudah salah dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini cukup memprihatinkan bagi bangsa Indonesia. Jika dari bahasa Indonesia saja kurang di banggakan oleh rakyatnya, maka bagaimana bangsa Indonesia akan mengembangkan kekayaan lain yang dimilikinya. Bukannya melarang dalam mengembangkan Bahasa asing yang telah mereka kuasai namun pergunakanlah Bahasa itu sesuai dengan keadaannya. Tidak salah anak muda menggunakan bahasa asing, asalkan jangan lupakan bahasa negeri sendiri.
Jika hal ini terus berlangsung, maka akan menjadi kebiasaan bagi mereka. Dengan kebiasaan inilah yang akan mengakibatkan menurunnya pengetahuan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini tentu sangat memperihatinkan karena kita adalah orang Indonesia. Kita sebagai orang Indonesia akan malu jika kita tidak bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Apalagi saat ini banyak orang asing yang mempelajari Bahasa Indonesia, bahkan ada pula yang sudah lancar dalam berbahasa Indonesia. Jika saja kalau orang asing yang mempelajari Bahasa Indonesia tersebut lebih mahir berbahasanya ketimbang kita orang asli Indonesia, akan ditaruh di mana muka kita ini. Kita seharusnya merasa malu dengan diri sendiri. Bahasa Indonesia harus tetap berkembang, walaupun diterpa oleh kemunculan bahasa-bahasa asing dan bahasa pergaulan. Dampaknya sudah bisa ditebak, bahasa Indonesia yang seharusnya dijadikan bahasa resmi dalam pergaulan pun seperti mulai ditinggalkan.
Oleh karena itu, tugas Generasi Z selanjutnya adalah untuk menjaga kelestarian Bahasa Indonesia dengan cara menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dari segi pelafalan, penulisan, cara menyampaikan, maupun orang yang dituju. Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita tentu lebih dihargai. Sebagai generasi z yang merupakan generasi melek dalam teknologi khususnya dalam internet seharusnya membagikan ilmu-ilmu yang bermanfaat dalam berbahasa Indonesia melalui media sosial yang ada sehingga setiap orang yang membacanya akan mendapatkan ilmu tetang berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta akan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bukannya menyalahgunakan Bahasa Indonesia itu sendiri melainkan memperbaiki yang sudah rusak tersebut.
Selayaknya pemuda berperan aktif dalam memperkuat atau melestarikan Bahasa Indonesia saat ini, apabila pemuda bisa menerapkan penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar kelak anak cucunya akan diwariskan bahasa dengan baik dan benar pula. Fungsi mempelajari Bahasa Indonesia khususnya di kalangan pemuda yaitu untuk menciptakan penguatan jati diri bangsa dan memperkokoh nasionalisme pemuda bagi Bangsa Indonesia. Pemuda di era modern saat ini khususnya generasi z juga dituntut untuk lebih kreatif dalam mengupayakan mengajak masyarakat untuk memperkuat jati diri bangsa melalui penggunaan Bahasa Indonesia.
Mari lestarikan bahasa Indonesia di negeri tercinta ini. Jangan takut menjadi anak muda yang tidak gaul karena menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari, melainkan jadilah sosok anak muda yang bisa menjadi inspirasi dan teladan bagi anak muda lainnya untuk mulai mencintai bahasa Indonesia.