Judul: “Memperbaiki
Penggunaan Bahasa Indonesia sehari-hari oleh Generasi Z untuk Kelestarian
Bahasa Indonesia”
Pengertian bahasa secara
umum adalah sebagai alat komunikasi yang berupa bunyi dan ujaran. Alat ini
memiliki kedudukan yang sangat penting. Tanpanya, informasi tidak akan
tersampaikan dengan mudah. Sebagai bangsa Indonesia tentu kita menggunakan
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi
dan bahasa persatuan Republik Indonesia. Penggunaan Bahasa Indonesia diresmikan
setelah proklamasi kemerdekaan bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.
Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa yang harus tetap dikembangkan
karena Bahasa Indonesialah yang mempersatukan bangsa-bangsa Indonesia dari
berbagai daerah yang bahasanya berbeda-beda. Kita sebagai Warga Negara
Indonesia seharusnya berbangga dengan adanya bahasa pemersatu bangsa yaitu Bahasa
Indonesia, yang digunakan masyarakat seluruh Indonesia dari Sabang sampai
Merauke. Sebagai pemuda setidaknya kita harus belajar semaksimal mungkin untuk
menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Sebagai bahasa nasional,
bahasa Indonesia memiliki empat fungsi seperti telah dirumuskan oleh Amran
Halim (1980:23) yang meliputi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, sebagai
lambang identitas nasional, sebagai alat yang memungkinkan penyatuan
berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya
masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia, alat perhubungan
antardaerah dan antarbudaya.
Sebagai bahasa negara,
bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, sebagai
bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, sebagai alat perhubungan pada
tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
Fungsi bahasa Indonesia tersebut dikuatkan lagi dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2009.
Jelas sekali, Bahasa
Indonesia sangat berperan penting dalam mempersatukan seluruh rakyat Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. Sebelum diikrarkannya Sumpah Pemuda
kita masih menggunakan bahasa daerah masing-masing dan sekarang setelah
diikrarkan sumpah tersebut kita mempunyai bahasa persatuan yang digunakan di
seluruh nusantara. Pemuda dahulu memiliki rasa nasionalisme tinggi terhadap
negara. Mereka berjuang untuk melawan penjajah dan rela berkorban seluruh jiwa
dan raganya demi untuk menyelamatkan bumi pertiwi. Merekalah pemuda yang
berjuang tanpa pamrih demi kelangsungan dan masa depan negaranya yang lebih
baik.
Meskipun begitu Indah
karena bahasa nasional bisa membuat kita berkomunikasi dengan sesama orang
Indonesia, namun kini Bahasa Indonesia pun telah disalahgunakan oleh para
generasi muda seiring ada perubahan zaman khususnya di kalangan generasi z.
Generasi Z adalah
mereka yang lahir pada pertengahan 1990-an hingga pertengahan 2000-an. Generasi
Z adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1995 sampai dengan tahun 2010
masehi. Generasi Z merupakan generasi peralihan Generasi Y dengan teknologi
yang semakin berkembang. Beberapa diantaranya merupakan keturunan dari Generasi
X dan Y.
Generasi Z adalah mereka
yang dibesarkan oleh teknologi komunikasi-informasi, mereka adalah manusia yang
fasih internet dan dunia siber. Generasi Z ini pulalah yang memiliki andil
memproduksi tata bahasa baru dalam perbendaharaan bahasa Indonesia saat ini.
Disebut
juga iGeneration, generasi net atau generasi internet. Mereka memiliki
kesamaan dengan Generasi Y, tapi mereka mampu mengaplikasikan semua kegiatan
dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan
ponsel, browsing dengan PC, dan mendengarkan musik
menggunakan headset. Apapun yang dilakukan kebanyakan berhubungan dengan
dunia maya. Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab
dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap
kepribadian mereka.
Baru-baru ini, Generasi Z
telah menjadi bahan perbincangan di tengah-tengah masyarakat Indonesia,
khususnya di daerah perkotaan. Generasi Z merupakan generasi yang terlahir pada
zaman dimana keberadaan teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi
kebutuhan pokok setiap manusia. Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan.
Pasalnya, banyak orang yang terlahir pada rentang tahun 1995 hingga 2010,
pandai dalam mengoperasikan perangkat digital. Berbagai macam fitur di dalam
gawai diakses dengan begitu mudah dan cepat. Dengan begitu, Generasi Z menjadi
pelopor perkembangan di era digital.
Dilihat dari kepribadiannya,
Generasi Z merupakan orang-orang yang memiliki pikiran yang lebih terbuka.
mereka berinteraksi dengan siapa saja, tidak peduli dari mana asalnya, sukunya,
jenis kelamin, maupun agamanya. Yang jelas, mereka senang berinteraksi dengan orang-orang
yang baru mereka kenal, khususnya melalui media sosial. Mereka juga senang
mengakses berbagai macam konten terbaru, seperti musik, film, maupun gim.
Meskipun tampaknya mereka mengabaikan kearifan lokal budaya mereka, nyatanya
Generasi Z merupakan generasi yang terdidik.
Dalam segi kebahasaan,
Generasi Z sudah melek teknologi, banyak melakukan berbagai hal yang menyangkut
dengan kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa seperti menyimak, berbicara,
membaca, serta menulis menjadi tolok ukur utama pada generasi Z. Rata-rata dari
mereka menggunakan media digital sebagai perantaranya.
Dalam menyimak sebuah
informasi, Generasi Z merupakan orang-orang yang terbuka dan berpikir kritis.
Mereka senang mencari tahu segala informasi berdasarkan fakta yang ada. Di
tengah kontroversi berita hoax, Generasi Z tidak serta-merta menelan
bulat-bulat informasi yang mereka peroleh, melainkan mereka mencari terlebih
dahulu kebenarannya. Jika informasi itu benar, maka mereka akan menerimanya.
Begitu pula sebaliknya.
Dari segala kelebihan
yang ada, bukan berarti Generasi Z menjadi generasi terbaik dalam menjaga
eksistensi bahasa Indonesia. Masih banyak orang yang sering menggunakan bahasa
Indonesia untuk menyampaikan ujaran kebencian, memfitnah, maupun mengadu domba.
Selain itu, permasalahan yang jauh lebih urgen adalah kaidah kebahasaan yang
sering disalahgunakan, baik dalam penulisan maupun pelafalan. Jika bahasa
Indonesia terus disalahgunakan dan dilakukan bukan pada tempatnya, maka
dampaknya akan terjadi problematika yang serius yang mengancam bangsa Indonesia
itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh para generasi yang menciptakan atau
menyerap berbagai Bahasa yang tidak etis. Semakin cepatnya laju globalisasi pun
menjadikan para generasi muda mendapatkan berbagai penyerapan Bahasa, seperti
Bahasa gaul. Bahasa gaul inilah yang mengakibatkan terjadinya ketidakmampuan
berbahasa yang baik dan benar. Anak-anak muda cenderung lebih suka menggunakan
bahasa gaul seperti elo, gua, napelo, suka-suka gua dan lain sebagainya. Sekarang
ini juga, kita cenderung menyepelekan dan mencampuradukkannya dengan bahasa
daerah, seperti mencampurnya dengan bahasa Jawa. Hal ini dapat merusak kebakuan
dan merancukan bahasa Indonesia.
Selain itu, bahasa
Indonesia juga sudah semakin merosot karena harus bersaing dengan bahasa asing
lainnya yaitu seperti bahasa Inggris, Jepang, dan Korea. Banyak orang yang
beranggapan bahwa bahasa Indonesia itu lebih cocok digunakan pada saat sedang
mengikuti acara-acara yang formal seperti saat berpidato dan menyampaikan ceramah.
Bahkan bagi anak muda di masa kini, jika sudah pandai menguasai bahasa asing
lainnya, maka akan dianggap sebagai anak muda yang gaul dan pintar sehingga
terlihat lebih keren ketika berbicara menggunakan bahasa asing. Saat ini
fenomena Bahasa yang sedang marak di media sosial, yaitu fenomena Bahasa anak
jaksel (Jakarta Selatan). Beberapa waktu belakangan, which is, basically,
literally mendadak populer di kalangan anak Jaksel (Jakarta Selatan). Sebenarnya kata-kata ini adalah bentuk kosakata
dasar dan biasa dalam bahasa Inggris. Namun kata-kata ini jadi populer lantaran
banyak dicampur dengan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa campuran ini juga
diidentikkan dengan lokasi geografis Jakarta Selatan.
Banyak terdapat anak
Jakarta Selatan yang menyelipkan Bahasa asing dalam berbahasa Indonesia seperti
menyelipkan Bahasa inggris dalam suatu kalimat yang mereka ucapkan. Contoh
kalimatnya yaitu, “Even gue jadi
warga di werewolf pun gue die. It’s
like wwnya itu basically jahat
banget. Ga like banget si sama how to playnya mereka.” Adapun contoh
kalimat lainnya yakni, “Literally which
is gue banget even basically
gitu.” Mereka melakukannya untuk bersenang-senang, biar keren, biar dianggap cool. Namun tentu saja pengucapan yang
seperti itu sudah salah dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini
cukup memprihatinkan bagi bangsa Indonesia. Jika dari bahasa Indonesia saja
kurang di banggakan oleh rakyatnya, maka bagaimana bangsa Indonesia akan mengembangkan
kekayaan lain yang dimilikinya. Bukannya melarang dalam mengembangkan Bahasa asing
yang telah mereka kuasai namun pergunakanlah Bahasa itu sesuai dengan
keadaannya. Tidak salah anak muda menggunakan bahasa asing, asalkan jangan
lupakan bahasa negeri sendiri.
Jika hal ini terus
berlangsung, maka akan menjadi kebiasaan bagi mereka. Dengan kebiasaan inilah
yang akan mengakibatkan menurunnya pengetahuan dalam berbahasa Indonesia yang
baik dan benar. Hal ini tentu sangat memperihatinkan karena kita adalah orang
Indonesia. Kita sebagai orang Indonesia akan malu jika kita tidak bisa
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Apalagi saat ini banyak orang asing
yang mempelajari Bahasa Indonesia, bahkan ada pula yang sudah lancar dalam
berbahasa Indonesia. Jika saja kalau orang asing yang mempelajari Bahasa
Indonesia tersebut lebih mahir berbahasanya ketimbang kita orang asli
Indonesia, akan ditaruh di mana muka kita ini. Kita seharusnya merasa malu
dengan diri sendiri. Bahasa Indonesia harus tetap berkembang, walaupun diterpa
oleh kemunculan bahasa-bahasa asing dan bahasa pergaulan. Dampaknya sudah bisa
ditebak, bahasa Indonesia yang seharusnya dijadikan bahasa resmi dalam
pergaulan pun seperti mulai ditinggalkan.
Oleh karena itu, tugas
Generasi Z selanjutnya adalah untuk menjaga kelestarian Bahasa Indonesia dengan
cara menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dari segi pelafalan,
penulisan, cara menyampaikan, maupun orang yang dituju. Dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, kita tentu lebih dihargai. Sebagai generasi z
yang merupakan generasi melek dalam teknologi khususnya dalam internet
seharusnya membagikan ilmu-ilmu yang bermanfaat dalam berbahasa Indonesia
melalui media sosial yang ada sehingga setiap orang yang membacanya akan
mendapatkan ilmu tetang berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta akan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bukannya menyalahgunakan Bahasa
Indonesia itu sendiri melainkan memperbaiki yang sudah rusak tersebut.
Selayaknya pemuda
berperan aktif dalam memperkuat atau melestarikan Bahasa Indonesia saat ini,
apabila pemuda bisa menerapkan penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar kelak anak cucunya akan diwariskan bahasa dengan baik dan benar pula. Fungsi
mempelajari Bahasa Indonesia khususnya di kalangan pemuda yaitu untuk
menciptakan penguatan jati diri bangsa dan memperkokoh nasionalisme pemuda bagi
Bangsa Indonesia. Pemuda di era modern saat ini khususnya generasi z juga
dituntut untuk lebih kreatif dalam mengupayakan mengajak masyarakat untuk
memperkuat jati diri bangsa melalui penggunaan Bahasa Indonesia.
Mari lestarikan bahasa
Indonesia di negeri tercinta ini. Jangan takut menjadi anak muda yang tidak
gaul karena menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari, melainkan
jadilah sosok anak muda yang bisa menjadi inspirasi dan teladan bagi anak muda
lainnya untuk mulai mencintai bahasa Indonesia.